Sabtu, 18 Mei 2013

posisi sex saat hamil



Posisi Seks Aman Untuk Ibu Hamil
Post by : Uliya Hulul azmi

Hamil bukan berarti tidak dapat melakukan hubungan seks lagi. Pasangan suami istri masih dapat melakukan hubungan seks, kecuali jika ada alasan medis dan atas saran dari dokter untuk tidak melakukannya. Lantas sejauh mana hubungan intim ini aman, khususnya bagi wanita hamil? Menurut Konsultan Seks dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG,. Selama dokter kandungan tidak mengatakan rawan keguguran, rentan perdarahan, berisiko pecah ketuban, atau ari-ari janin berada di bawah, hubungan intim aman untuk dilakukan. Saran dr.Boyke lagi, jangan segan dan banyak bertanya kepada dokter kandungan dan lakukanlah konsultasi itu minimal sebulan sekali.
Berapa kali sebaiknya wanita hamil melakukan hubungan intim, itu tergantung dari kebutuhan wanita hamil tersebut. Di awal kehamilan, hormon pada ibu hamil membuat beberapa wanita hamil lebih doyan melakukan hubungan intim. Dorongan seksual itu juga muncul dari suami yang merasa istrinya terlihat lebih seksi saat sedang hamil (misalnya karena tak tahan melihat payurada dan bokong istrinya yang membesar).
Saran dr.Boyke, terima semuanya itu sebagai kewajaran. “Seberapa seringnya tidak ada batasan. Semuanya on demand  (sesuai kebutuhan). Kadang ada suami yang merasa takut istrinya tidak merasa nyaman, tapi di sisi lain istrinya pengin . Ya, lakukan saja. Saya pernah punya pasien yang pada saat hamil melakukan hubungan intim sampai 12 kali dalam sehari. Tingginya dorongan seksual itu dikarenakan istri merasa lebih bahagia dan menganggap dirinya lebih sempurna di saat hamil.“
Akan tetapi pada saat kehamilan sudah semakin membesar maka perut akan semakin besar pula, sehingga disarankan agar ibu hamil perlu melakukan dan mencari posisi seks yang nyaman.
Beberapa pakar kesehatan menegaskan, pada kehamilan muda usia tiga bulan atau trimester pertama, pasutri masih harus waspada dan sebaiknya tidak melakukan hubungan intim dulu. Hal ini berlandaskan pada alasan karena tiga bulan pertama merupakan masa rawan di mana janin mulai terbentuk. Kalau terkena benturan sedikit, janin rawan keguguran. Hubungan seks di awal kehamilan mudah terjadi kontraksi. Ari-ari belum terbentuk sehingga dapat mengakibatkan keguguran bila terjadi kontraksi dahsyat.
Namun demikian, berhubungan seks saat hamil tidaklah membahayakan bila dilakukan dengan sangat hati-hati. Bahkan, beberapa pakar kandungan mengatakan bahwa melakukan hubungan intim sangat dianjurkan untuk memperlancar proses persalinan.
Nah agar tidak sampai salah tindakan, berikut posisi hubungan intim yang aman bagi wanita hamil:
  1. Di usia kehamilan muda (0-12 minggu), menurut Boyke, posisi apapun masih sangat aman dan boleh dilakukan.
  2. Jika usia kandungannya di atas 12 minggu, ada baiknya istri mengonsultasikan ke dokter kandungan untuk melihat kondisi kehamilannya. Biasanya dalam usia kandungan ini, posisi menyamping (sideways ), menungging (dog position ), dan duduk (woman on back ) masih aman dan lebih dianjurkan untuk dilakukan. “Posisi ini masih nyaman bagi istri. Pokoknya selama dokter kandungan mengatakan aman, lakukan saja,” ujar Boyke.
  3. Jika sudah mendekati usia 29-36 minggu (jelang persalinan), lebih dianjurkan untuk melakukan posisi miring (spooning ) atau duduk (sitting ,woman on top ). “Doggy style /rear entry  juga masih boleh, tapi kalau Si Istri merasa perutnya keberatan atau sakit, coba tahan perutnya dengan bantal untuk mendapatkan posisi nyaman.”
Sex Glossary 
Sideways 
Pasutri berbaring menghadap satu sama lain. Buat berat badan dari perut mendukung rahim pada waktu yang sama. Keintiman akan lebih terasa karena pasutri saling berhadapan satu sama lain.
Doggy Style
Posisi favorit wanita hamil ini memungkinkan penetrasi lebih dalam dan memberikan kesempatan untuk mendukung perut dan payudara (dengan bantal). Pasangan bisa berdiri atau berlutut di belakang Sang Istri.
Woman on Back
Persis seperti posisi misionaris, hanya tanpa tekanan ke perut atau rahim. Istri berbaring sambil mengangkat lutut ke arah dada, sedang suami berlutut di antara kaki istri. Jika merasa lelah, istri bisa mengistirahatkan kakinya ke dada suami sebagai tumpuan. Tempatkan bantal di bawah punggung istri agar lebih merasa nyaman. Usahakan jangan berbaring telentang (dengan kaki lurus) terlalu lama setelahnya, agar berat rahim tidak memblokir pembuluh darah yang masuk rahim dan kaki istri.
Spooning
Posisi ini paling favorit dilakukan di tahap akhir kehamilan. Posisi istri memunggungi suami ini sangat nyaman bagi wanita hamil karena berat dari perutnya tidak mengganggunya saat berhubungan seks juga memungkinkan penetrasi yang dangkal (kadang penetrasi dalam tidak membuat wanita hamil nyaman di tahap akhir kehamilannya).
Mengenai ‘strategi’ pemilihan posisi saat berhubungan seks ini sangat beragam, semua tergantung pada kesiapan fisik dan psikis yang bersangkutan. Bagi sebagian perempuan, kehamilan justru meningkatkan dorongan seksual, tetapi bagi sebagian lain tidak berpengaruh. Sementara bagi perempuan yang lain, kehamilan justru menekan atau menurunkan dorongan seksual.
Sementara itu, seks ketika hamil dipengaruhi oleh beberapa hal yang berbeda-beda. Hal-hal yang mempengaruhi aktivitas seksual seseorang ketika sedang hamil, yaitu:
  • Kepercayaan yang telah dimiliki tentang seks
  • Kepercayaan yang pasangan miliki tentang seks
  • Kondisi fisik pada saat kehamilan
  • Kondisi emosional pada saat kehamilan
Di luar dari faktor-faktor tersebut, sebenarnya seks pada saat kehamilan bisa lebih nikmat. Cairan vagina lebih meningkat dan perubahan pada area genital membuat beberapa orang justru lebih bisa merasakan orgasme.
Yang paling penting dari semua posisi seks selama kehamilan ini adalah jangan meletakkan berat badan ke perut ibu. Batasi tekanan di perut ibu hamil.

Ibu hamil juga perlu nutrisi seimbang selama kehamilan



Gizi Ibu Hamil Trimester III
By : ULIYA HULUL AZMI



Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal enerji yang memadai. Selain untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan enerji untuk persalinan kelak.

Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tak boleh dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.

Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:

Kalori.
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal.

Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.

Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.

Vitamin B6 (Piridoksin). Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan.

Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.

Yodium. Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.

Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh  melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari

Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)
. Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.

Air.
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.

Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih.  Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan softdrink  

Senin, 13 Mei 2013

teknik palpasi


Nama : Restu Ariani
NIM : 030112b063
Teknik Pemeriksaan Palpasi Kehamilan

Pemeriksaan palpasi yang biasa dipergunakan untuk menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan tuanya kehamilan terdiri dari :
  1. Pemeriksaan menurut Leopold I – IV
  2. Pemeriksaan yang sifatnya membantu pemeriksaan Leopold adalah
a.       Membantu Leopold II
·         Pemeriksaan menurut Budine
·         Pemeriksaan menurut Ahfield
b.      Membantu pemeriksaan Leopold III
·         Pemeriksaan Kneble
Dengan memahami pemeriksaan menurut Leopold dengan baik, sudah dapat menetapkan kedudukan janin.
Tahap-tahap pemeriksaan Leopold adalah sebagai berikut :
1.      Tahap persiapan pemeriksaan Leopold
a.       Penderita tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi.
b.      Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat di atas kepala atau membujur di samping badan.
c.       Kaki ditekukkan sedikit hingga dinding perut lemes.
d.      Bagian perut penderita dibuka sepenuhnya.
e.       Pemeriksa menghadap ke muka penderita saat melakukan pemeriksaan Leopold I sampai III, sedangkan saat melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap kaki.
2.      Tahap pemeriksaan Leopold
a.       Leopold I
·         Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
·         Bagian apa yang terletak dalam fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus; tidak keras tidak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b.      Leopold II
Kemudian kedua telapak tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak di bagian samping.
·         Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.
·         Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
c.       Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terletak di atas simfisis pubis.
Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong.
d.      Leopold IV
Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki penderita  untuk menetapkan bagian terendah janin yang akan masuk ke pintu atas

pengukuran panggul luar pada ibu


nama : sri lestari
NIM : 030112b071
Pengukuran Panggul Luar pada Ibu
A.      Latar Belakang
Persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara lain tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul. Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung normal atau tidak, pengukuran panggul diperlukan.
            Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang a’term dengan spontan dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak menimbulkan kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor tulang (exostose, osteoma, osteofibroma dll) dari tulang panggul/ tumor dari bagian lunak jalan lahir.
Pemeriksaan ini dilakukan ibu pada usia kehamilan 36 minggu. Namun biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul jika ada indikasi
1.      Ada dugaan disproporsi atau ketidaksesuaian besar bayi dan ukuran panggul ibu. Khususnya jika ukuran bayi besar, sedangkan panggul ibu sempit. Biasanya bayi berbobot 4 kg ke atas sulit dilahirkan secara normal. Selain kepala tidak bisa memasuki rongga panggul, ukuran bahu bayi yang juga lebar menghambat bayi turun ke panggul.
2.      Kelainan panggul, karena trauma kecelakaan yang merusak bentuk panggul. Kondisi ini boleh jadi kurang ideal bagi ibu untuk melahirkan secara normal.
3.      Ibu memiliki riwayat penyakit perusak panggul, seperti TBC tulang, rakhitis, atau polio. Bakteri TBC tulang mampu merusak bentuk panggul, menjadi bengkok ataupun tidak beraturan.
4.      Kelainan letak bayi, misalnya posisi wajah bayi yang langsung menghadap jalan lahir. Posisi yang benar, adalah ubun-ubun bayilah yang menghadap jalan lahir.


Bentuk-bentuk Panggul Wanita Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk panggul:
a.       Panggul Gynecoid Bentuk panggul ideal, bulat dan merupakan jenis panggul tipikal wanita.
b.      Panggul Androi Bentuk PAP seperti segitiga, merupakan jenis jenis panggul tipikal pria
c.       Panggul Antropoid Bentuk PAP seperti elips, agak lonjong seperti telur
d.      Panggul Platipeloid Bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit arah muka belakang.

Ukuran-ukuran luar dapat memberi petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.Ukuran-ukuran luar yang terpenting adalah :
a.      Distantia spinarium
Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er. 26).
b.      Distantia cristarum
Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Ind. 26, Er.29).
c.      Conjugata externa (baudeloque)
Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung processus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Ind. 18, Er. 20).
d.      Ukuran lingkar panggul
Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalu tempat-tempat yang sama di pihak lain. Ukuran-ukuran luar bias ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur (80-95 cm).

B.     Langkah-Langkah Pemeriksaan Panggul Luar pada Ibu
1.      Persetujuan Pemeriksaan
a.      Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
b.      Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
c.      Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan kuatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan gangguan pada kandungan.
d.      Pastikan bahwa ibu telah mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan.
e.      Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan.
2.      Persiapan
a.      Alat dan Bahan:
1)      Ibu
2)      Metlin
3)      Jangka panggul
4)      Alat tulis
3.      Kemudian ukur panggul ibu, ukuran- ukuran yang perlu diukur :
a.      Distantia spinarum
b.       Distantia cristarum
c.      Conjugata externa
d.       Ukuran lingkar panggul
e.      Setelah didapat ukuran-ukuran panggul ibu, maka beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan dan pemeriksaan telah selesai.


            Gambar 1.1. Distansia cristarum            Gambar 2. Conjugata Externa
                          1.2. Distansia spinarum
                          1.3. Distansia spinarum



                               Gambar 3.  Conjugata externa         Gambar 4.   Distansia spinarum