Water Birth
Oleh:Restiana
Kartika MH
Metode
Melahirkan Dalam Air -
Melahirkan di dalam air membantu ibu hamil merasa lebih rileks sehingga dapat
mengurangi Melahirkan tanpa rasa sakit. Dalam rendaman air, kulit
akan memiliki elastisitas lebih besar, sehingga memperkecil risiko robek pada
jalan lahir bayi. Melahirkan dalam air juga bermanfaat untuk Melahirkan
Bayi. Medium air memudahkan transisi bayi dari rahim, berisi cairan
ketuban, ke dunia luar. Pendukung teknik ini mengatakan bahwa persalinan dalam
air tak berbahaya. Bayi akan bernapas dalam air, karena dia tidak akan mulai
menggunakan paru-parunya sampai dia dibawa ke udara dalam 10 detik pertama
setelah lahir.
Manfaat
Melahirkan dalam Air Bagi ibu
- Ibu
akan merasa lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses
persalinan menjadi elastis.
- Metode
ini juga akan mempermudah proses mengejan. Sehingga rasa nyeri selama
persalinan tidak terlalu dirasakan.
- Di
dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat
Manfaat
melahirkan dalam air Bagi bayi
- Menurunkan
risiko cedera kepala bayi.
- Meskipun
belum dilakukan penelitian mendalam, namun pakar kesehatan meyakini bahwa
lahir dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi lebih tinggi
dibandingkan bayi yang lahir dengan metode lain.
- Peredaran
darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah
dilahirkan.
Resiko dan
prasyarat Melahirkan dalam Air
- Kemungkinan
air kolam tertelan oleh bayi sangat besar. Kondisi ini menyebabkan proses
membutuhkan bantuan dokter kebidanan dan kandungan, juga spesialis anak
yang akan melakukan pengecekan langsung saat bayi lahir. Sehingga jika ada
gangguan bisa langsung terdeteksi dan diatasi.
- Hipotermia
atau suhu tubuh terlalu rendah akan dialami ibu jika proses melahirkan
berlangsung lebih lama dari perperkiraan.
- Bayi
berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama dengan suhu
si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius.
- Tidak
dapat dilakukan oleh ibu yang memiliki panggul kecil , sehingga harus
melahirkan dengan bedah caesar.
- Bila
bayi beresiko sungsang lebih baik hindari melakukan persalinan di air.
- Bila si
ibu memiliki penyakit herpes, bisa beresiko menularkan penyakit tersebut
melalui mata, selaput lendir dan tenggorokan bayi, karena kuman herpes
dapat bertahan diair.
- Kolam
plastik yang digunakan harus benar benar steril agar tidak rentan
terinfeksi kuman dan virus lainnya.
Tahapan
persalinan dalam Air
Proses
persalinan di air memiliki tahapan yang sama seperti melahirkan normal. Hanya
saja dengan ibu berendam dalam air hangat, membuat sirkulasi pembuluh darah
jadi lebih baik. Akibatnya akan berpengaruh pula pada kontraksi rahim yang jadi
lebih efektif dan lebih baik. Sehingga waktu tempuh dalam proses persalinan ini
lebih singkat daripada proses melahirkan normal biasa.
Berikut
tahapannya:
- Ibu
masuk ke dalam air ketika akan melahirkan, ibu mengalami fase pembukaan
laten dan aktif. Saat fase aktif pembukaan sudah mencapai 5cm, ibu baru
bisa masuk ke kolam air. Pada fase ini biasanya dibutuhkan waktu sebentar
saja, sekitar 1-2 jam untuk menunggu kelahiran sang bayi.
- Sikap
rileks, biasanya begitu ibu masuk ke dalam kolam air akan terasa nyaman
dan hilang rasa sakitnya. Ibu dapat duduk dengan relaks dan bisa lebih
fokus melahirkan. Dapat juga posisi lain seperti menungging.
- Mengedan
seiring kontraksi. Di dalam air, mengedan akan lebih ringan, tidak
menggunakan tenaga kuat yang biasanya membuat terasa lebih sakit. Air akan
memblok rangsang-rangsang rasa sakit. Jadi, rasa sakit yang ada tidak
diteruskan, melainkan akan hilang dengan sendirinya. Ditambah lagi
kemampuan daya apung dari air yang akan meringankan saat mengedan.
Mengedan mengikuti irama datangnya kontraksi. Bayi yang keluar juga tak
perlu bantuan manipulasi tangan atau lainnya, kecuali terlihat agak seret
keluarnya. Kontraksi yang baik akan mempercepat pembukaan rahim dan
mempercepat proses persalinan. Apalagi dengan ibu berendam dalam air,
dinding vagina akan lebih rileks, lebih elastis, sehingga lebih mudah dan
cepat membukanya. Hal ini pula yang menyebabkan tak perlunya jahitan
setelah melahirkan, kecuali bila memang ada robekan.
- Pengangkatan
bayi. Setelah keluar kaki bayi dan tubuh seluruhnya, barulah bayi
diangkat. Darah yang keluar tidak berceceran ke mana-mana, melainkan
mengendap di dasar kolam, demikian pula dengan ari-ari bayi.Kontraksi
rahim yang baik menyebabkan perdarahan yang terjadi pun sedikit.
- Ketika
bayi keluar dalam air, mungkin orang khawatir bayi akan tersedak, namun,
sebetulnya bila diingat prinsipnya, bayi hidup sembilan bulan dalam air
ketuban ibu. Jadi, begitu dia lahir keluar ke dalam kolam, sebetulnya dia
lahir ke lingkungan dengan kondisi yang hampir mirip dalam kandungan,
yaitu ke dalam air dengan suhu yang sama seperti halnya ketika dalam
rahim. Ketika bayi keluar dalam air, saat itu bayi belum ada rangsang
untuk bernapas. Setelah diangkat ke permukaan barulah terjadi perubahan,
timbul rangsangan untuk bernapas dan biarkan ia menangis. Setelah stabil
kondisi pernapasannya, barulah digunting tali pusarnya. Mengingat
melahirkan di air membuat sirkulasi oksigen ke bayi lebih baik, maka
ketika bayi lahir tampak kulit yang lebih kemerahan.
- Artinya,
oksigenisasi ke bayi lebih baik dan membuat paru-parunya pun jadi lebih
baik. Bayi juga tampak bersih tak banyak lemak di tubuhnya. Kemudian bayi
dibersihkan dengan disedot sedikit dan dibersihkan tali pusarnya.
Metode
Melahirkan Dalam Air :
Ada dua
metode persalinan di air
- Persalinan
di air murni. Ibu masuk ke kolam persalinan setelah mengalami pembukaan 6
(enam) sampai proses melahirkan terjadi.
- Persalinan
di air emulsion. Ibu hanya berada di dalam kolam hingga masa kontraksi
akhir. Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur
Kelemahan
Sebuah
penelitian mengungkap kekhawatiran bahwa medium air akan membuat tali pusat
menjadi kusut atau terkompresi, sehingga bayi kemungkinan akanterengah-engah
dan menghisap air ke dalam paru-paru mereka. Studi tahun 2002 yang
dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Pediatrics juga menyimpulkan bahwa
persalinan dalam air meningkatkan risiko bayi tenggelam.Situs Live Science
menambahkan bahwa kelahiran dalam air tidak direkomendasikan oleh American
College of Obstetricians and Gynecologists sebagai pilihan proses melahirkan
yang layak. Persalinan dalam air dikhawatirkan memicu risiko pneumonia atau
infeksi pada otak, dan serangan kekuarangan oksigen.
Risiko
Wanita
dengan kondisi medis tertentu atau kehamilan rumit harus menghindari melakukan
proses melahirkan di dalam air. Termasuk wanita dengan herpes, tekanan darah
tinggi, wanita yang telah mengalami pendarahan tak terduga selama perjalanan
kehamilan, wanita yang mengandung bayi kembar, dan ketika bayi dalam posisi
sungsang. Melahirkan di dalam air juga tidak direkomendasikan untuk wanita yang
masuk ke persalinan prematur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar