Sabtu, 11 Mei 2013

PERUBAHAN PSIKOLOGI MASA NIFAS



BY:Pitria Wulandari

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Pengertian Masa Nifas
Ada beberapa pengertian masa nifas, antara lain :
1.      Masa nifas di mulai bebrapa jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikiutnya ( JHPEIGO, 2002 ).
2.      Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi ( Bennet dan Brown, 1999 ).
Dalam bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak di sebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa puli kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini, 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam 3 priode yaitu:
1.      Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan
2.      Puerperium intermedial, yaitu kepulihan mnyeluruh alat-alat genital .
3.      Remote puerperium, yaitu waktu yan diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.
 B.  Tujuan Asuhan Nifas
Semua kegiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan evaluasi dan penelitian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah :
1.      Memulihkan kesehatan umum penderita
a.       Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
b.      Mengatasi anemia
c.       Menvegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi
d.      Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah
2.      Mempertahankan kesehatan psikologis
3.      Mencegah infeksi dan komplikasi
4.      Memperlancar pembentukan air susu ibu ( ASI)
5.      Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Adaptasi Psikologi Pada Ibu Nifas
Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dalam memberikan pelayanan pada masa nifas, bidan menggunakan asuhan yang berupa memantau keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan sosial ibu/keluarga, memberikan pendidikan dan penyuluhan secara terus menerus. Dengan pemantauan dan asuhan yang dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir, dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut :

  1. Fase Taking In
Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama pada bayinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya.


  1. Fase Taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena sat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri.
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil, sehingga sulit menerima kahadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan.
Banyak ketakutan dan kekhawatiran pada ibu yang baru melahirkan terjadi akibat persoalan yang sederhana dan dapat diatasi dengan mudah atau sebenarnya dapat dicegah oleh staf keperawatan, pengunjung dan suami, bidan dapat mengantisipasi hal-hal yang bias menimbulkan stress psikologis. Dengan bertemu dan mengenal suami serta keluarga ibu, bidan akan memiliki pandangan yang lebih mendalam terhadap setiap permasalahan yang mendasarinya.
Fase-fase adaptasi ibu nifas yaitu taking in, taking hold dan letting go yang merupakan perubahan perasaan sebagai respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan dan akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat menyesuaikan diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali pada keadaan normal.
Walaupun perubahan-perubahan terjadi sedemikian rupa, ibu sebaiknya tetap menjalani ikatan batin dengan bayinya sejak awal. Sejak dalam kandungan bayi hanya mengenal ibu yang memberinya rasa aman dan nyaman sehingga stress yang dialaminya tidak bertambah berat.
Gejala-gejalanya antara lain :
Sangat emosional, sedih, khawatir, kurang percaya diri, mudah tersinggung, merasa hilang semangat, menangis tanpa sebab jelas, kurang merasa menerima bayi yang baru dilahirkan, sangat kelelahan, harga diri rendah, tidak sabaran, terlalu sensitive, mudah marah dan gelisah.

3.    Fase Letting Go
a.       Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
b.      Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung, yang menyebabkan berkurangnya hai ibu dalam kebebasan dan berhubungan social.
c.       Pada periode ini umumnya terjadi depresi postpartum.

Depresi Post Partum
Banyak ibu mengalami perasaan let down setelah melahirkan sehubungan dengan seriusnya pengalaman waktu melahirkan dan keraguan akan kemampuan mengatasi secara efektif dalam membesarkan anak. Umumnya depresi ini sedang dan mudah berubah di mulai pada 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi 1-2 minggu kemudian.

Kesedihan Dan Duka Cita
Proses kehilangan menurut klause dan Kennell 1982 meliputi tahapan :
1.      Syok ( lupa peristiwa )
2.      Denial ( menolak , “ apakah ini bayiku?”, “ ini bayi orang lain” )
3.      Depresi ( menangis, sedih” kenapa saya ?”)
4.      Equilibrium dan acceptance ( penurunan reaksi emosional kadang menjadi kesedihan yang kronis )
5.      Reorganization dukungan mutual antara orang tua
Respon terhadap bayi cacat yang mungkin muncul antara lain :
1.      Fantasi anak normal  vs kenyataan
2.      Syok, tidak percaya, menolak
3.      Frustasi , marah
4.      Menarik dir


Hal-hal yang dapat dilakukan seorang bidan :
  • Menciptakan ikatan antara bayi dan ibu sedini mungkin
  • Memberikan penjelasan pada ibu, suami dan keluarga bahwa hal ini merupakan suatu hal yang umum dan akan hilang sendiri dalam dua minggu setelah melahirkan.
  • Simpati, memberikan bantuan dalam merawat bayi dan dorongan pada ibu agar tumbuh rasa percaya diri.
  • Memberikan bantuan dalam merawat bayi
  • Menganjurkan agar beristirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi

Post partum blues ini apabila tidak ditangani secara tepat dapat menjadi lebih buruk atau lebih berat, post partum yang lebih berat disebut post partum depresi (PPD) yang melanda sekitar 10% ibu baru.
Gejala-gejalanya : sulit tidur bahkan saat bayi telah tidur, nafsu makan hilang, perasaan tidak berdaya atau kehilangan control, terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi, tidak menyukai atau takut menyentuh bayi, pikiran yang menakutkan mengenai bayi, sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi, gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar. Jika ditemukan sejak dini penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan dan konsultasi dengan psikiater, jika depresi yang ibu alami berkepanjangan mungkin ibu perlu perawatan dirumah sakit.
Oleh karena itu penting sekali bagi seorang bidan untuk mengetahui gejala dan tanda dari post partum blues sehingga dapat mengambil tindakan mana yang dapat diatasi dan mana yang memerlukan rujukan kepada yang lebih ahli dalam bidang psikologi.








BAB III
PENUTUP

Periode postpartum menyebabkan steres emosional terhdap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum, yaitu :
  1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
  2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
  3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
  4. Pengaruh budaya



 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar