Senin, 13 Mei 2013

asma


Nama : Nanda Ira Novita
Nim    : 030112b048

A.   PENGERTIAN
        Asma adalah penyakit yang berakibat pada saluran pernapasan pada paru  (bronchioles).Asma disebabkan peradanagan yang kronis dan terus menerus  dalam jangka waktu yang lama. Ini menyebabkan saluran  pernapasan seseorang  dengan asma , memiliki sensivitas  yang tinggi terhadap berbagai macam “pencetus” . baca selengkapnya ketika  peradanagan tercetus oleh berbagai factor dari luar dan dari dalam, saluran pernapasa mengalami pembengkakan dan terpenuhi oleh lendir. Otot tanpa adanya kontraksi saluran pernapasan ( bronchospasm), lebih lanjut  menyebabkan terjadinya pembatasan saluran udara, pembatasan ini  menyebabkan kesulitan dalam ekspiration ( menghembuskan udara keluar dari dalam paru). (Mochtar , rustam  1998)

B.   GEJALA PENYAKIT ASMA
       Frekuensi dan beratnya serangan asma  bervariasi. Beberapa penderita  lebih  sering  terbebas dari  gejala dan hanya  mengalami  serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi  sewaktu- waktu. Penderita lainnya hamper selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami seranagan hebat setelah menderita suatu  infeksi  virus, olahraga atau setelah terpapar oleh allergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras
juga bisa menyebabkan timbulnya gejala.

       Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba- tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi  (wheezing , mengi, bengek). Batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara  bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan  tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa enit atau bisa berlangsung  sampai  beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.

        Gejala awal pada anak- anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan , penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Meskipun telah  mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna .

        Kebingungan , letargi ( keadaan kesadaran yang menurun , dimana penderita seperti tidur lelap, tetepi dapat di bangunkan sebentar kemudian segera tertidur  kembali ) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera di lakukan pengobatan .

       Kadang beberapa alveoli ( kantong udara di paru- paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul disekitar organ  dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.

C.   PENYEBAB PENYAKIT ASMA
        Istilah penyebab asma sebenarnya kurang tepat karena sampai saat ini  penyebab asma belum diketahui.telah banyak penelitian yang di lakukan oleh para ahli di bidang asma untuk menerangkan sebab terjadi nya  asma, namun , belum satupun teori atau hipotesis yang dapat diterima atau disepakati semua para ahli. Meskipun demikian yang jelas saluran pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas). Asap rokok, tekanan jiwa, allergen pada orang normal tidak menimbulkan asma rangsangan tadi menimbulkan serangan.

       Pada penderita asma , penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru- paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat di picu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada suatu serangan asma , otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir kedalam saluran udara.

       Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.

       Sel- sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) di duga bertanggung jawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast dapat di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya :
1.    Kontraksi otot polos
2.    Peningkatan pembentukan lendir
3.    Perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki
       Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai  benda asing (allergen), sebagai serbuk sari ,debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang. Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olahraga atau berada dalam cuaca dingin. Stress dan kecemasan juga bisa memicu di lepaskannya histamine dan leukotrien.

       Sel lainnya (eosnofil) yang di temukan di dalam saluran udara penderita  asma melepaskan bahan lainnya ( juga leukotrien), yang
juga menyebabkan penyempitan saluran udara.



           
D.   FACTOR PENCETUS SERANGAN ASMA
       Pemicu mengakibatkan terganggunya saluran pernapasan dan mengakibatkan penyempitan dari saluran pernapasan  (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan  peradangan. Banyak kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi  adalah gangguan pernapasan  akut, yang belum berarti asma.

       Gejala- gejala dan bronkokonstriksi  yang di akibatkan oleh pemicu  timbul seketika, berlangsung dalam jangka pendek dan lebih muda diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran prnapasan  akan bereaksi lebih cepat  bila sudah ada atau terjadi peradangan.

1.    Faktor pada pasien
a.    Aspek genetic
Kemungkinan alergi
b.    Saluran napas yang memang mudah terangsang
c.    Jenis kelamin
d.    Ras/ etnis
2.    Faktor lingkungan
a.bahan- bahan di dalam ruangan : debu rumah, binatang,  
    kecoa.
b. bahan- bahan di luar ruangan: tepung saru bunga, jamur.
c. makan- makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap,
    pewarna makanan.
d. obat-obatan tertentu
e. iritan (parfum, bau –bauan yang merangsang, household
    spray.
e.    Ekspresi emosi yang berlebihan
f.     Asap rokok dari perokok aktif atau pasif
g.    Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
h.    Infeksi saluran pernapasan
i.      Exsercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktifitas fisik tertentu
j.      Perubahan cuaca

E.    PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA  ASMA
       Pertolongan pertama pada orang menderita serangan asma sebenarnya sangat mudah dan sangat penting.  Apabila terlambat di tangani, dapat berakibat fatal , caranya sebagai berikut :
1.    Pada saat anda menemui orang terkena serangan asma hendaklah cari tempat yang nyaman (bisa di bawa ketempat tidur atau ruangan yang memungkinkan penderita dapat beristirahat dengan tenang.
2.    Usahakan posisi penderita dalam keadaan setengah duduk dengan pundak bersandar di bantal atau tembok atau apa saja, jangan sekali- kali di posisikan dalam posisi tidur,itu dapat memperparah penyakit yang di derita, sebab saluran pernapasannya dapat tersumbat karena posisi tidur yang salah.
3.    Penolong hendaklah tidak panik, ajak si penderita ngobrol (kalau memungkinkan),kalau tidak memungkinkan, tenangkan dan hibur penderita, hal itu dapat sangat membantu kepulihan penderita walaupun sementara.
4.    Pijit pada daerah syaraf paru- paru yang terlrtak di atas jempol kaki (sekitar 3-5 cm) ,tepat di daerah ruas antara jempol dan jari telunjuk kaki, tekhnik pijitnya harus perlahan- lahan.
5.    Beri penderita air hangat walaupun sedikit, berfungsi agar penderita tenang.
6.    Bila usaha di atas anda usahakan selama 15 menit tidak ada kemajuan segera bawa ke dokter terdekat.


F.    PENCENGAHAN ASMA
        Semua serangan penyakit asma harus di cegah. Serangan penyakit asma dapat di cegah jika faktor pemicunya di ketahui dan  dengan meminum obat sebelum melakukan olahraga.
       Adapun usaha – usaha pencegahan yang dapat di lakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain :
1.    Menjaga kesehatan
2.    Menjaga kebersihan lingkungan
3.    Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
4.    Menggunakan obat – obatan anti penyakit asma

       Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan  tindakan pencengahan. Tetapi bila gejala- gejala sedang timbul maka di perlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala dan selanjutnya di pertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma.
1.    Menjaga kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit asma beserta komplikasinya.
Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makanan yang bernilai  gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, reaksi dan olahraga yang sesuai. Penderita di anjurkan banyak minum kecuali bila di larang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat. Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran pernapasan, sehingga dahak tadi mudah di keluarkan. Sebaliknya bila penderita kurang minum, dahak akan menjadi sangat kental, liat dan sukar di keluarkan. Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran keringat yang berlebihan, kurang minum dan penguapan cairan yang berlebihan dari saluran napas akibat bernapas cepat dan dalam.
2.    Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari- hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting di perhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari, saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang- barang untuk menghindari debu rumah. Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk , atau semprotan rambut dan lain- lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas- jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.
3.    Menghindari faktor pencetusan
Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus di pahami. Allergen lain seperti kucing, anjing, burung perlu mendapat perhatian dan juga perlu di ketahui bahwa binatang yang tidak di duga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
Infeksi virus saluran sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi orang- orang yang sedang terserang influenza. Juga di anjurkan menghindari tempat- tempat ramai atau penuh sesak. Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim, berlari- lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasn terlebih dahulu dan di anjurkan memakai obat pencengah serangan penyakit asma. Zat- zat yang meransang saluran napas seperti asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat- zat kimia dan udara kotor lainnya harus di hindari. Perhatikan obat- obatan yang di minum, khususnya obat- obat untuk pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat- obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartazine) dan zat pengawet makanan (benzoat), juga dapat menimbulkan penyakit asma.
4.    Menggunakan obat- obat anti penyakit asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensi nya jarang, penderita boleh memakai obat  bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosollebih baik.
Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula- mula dengan aerosol atau tablet/ sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian di kombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru di tambahkan kortikosteroid.
Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat di coba obat- obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga di harapkan agar penggunaan obat- obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin di hentikan.








DAFTAR PUSTAKA

1.    Sumijatun, et al, 2005. KONSEP DASTER KEPERAWATAN KOMUNITAS, Jakarta : EGC
2.    Arifa, Menijoer, dkk, 2001. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN . Jakarta : EGC
3.    Prawiharjo , sarwono. 2005 . ILMU KEBIDANAN . Jakarta : tridasa printer
4.    Mochtar , Rustam . 1998. SINOPSIS OBSTETRI. Jakarta : EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar